Wednesday, October 5, 2016

Virus Zika: Antara yang Harus dan yang Tidak Harus Dikhawatirkan





Dunia belakangan ini kembali digegerkan dengan pemberitaan berbagai media mengenai wabah virus Zika (ZIKV). Virus Zika merupakan virus yang bernaung di bawah genus flavivirus sehingga virus ini berkerabat dengan virus dengue penyebab penyakit demam berdarah (DBD) dan virus chikungunya penyebab penyakit chikungunya. Tidak mengherankan bila hewan vektor virus-virus ini sama, yaitu nyamuk dari genus Aedes dan gejala akut penyakit pada manusia yang terinfeksi virus-virus ini juga hampir sama.
Berbagai negara termasuk Indonesia kini telah mengeluarkan himbauan bepergian (travel advisory) terhadap negara-negara tujuan yang mengalami wabah ZIKV. Namun, apakah sebenarnya yang harus dikhawatirkan dari ZIKV dan apakah secara keseluruhan ZIKV ini harus dikhawatirkan?
Virus Zika ditemukan kali pertama tahun 1947 di Zika, Uganda, pada primata dan nyamuk. Pada tahun 1952, diketahui juga untuk kali pertama bahwa virus ini mengakibatkan penyakit pada manusia dan mengakibatkan penularan antarmanusia. Penyebaran ZIKV diperantarai oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, serangga yang aktif di siang hari dan menyukai lingkungan yang lembap. Kecenderungan iklim tersebut membuat ZIKV ditemukan terutama di daerah iklim tropis khatulistiwa seperti Afrika bagian tengah, Amerika Tengah, Amerika Latin, Mikronesia, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Virus Zika dalam beberapa dekade ini sebenarnya sudah mewabah lebih dari sekali, dan baru-baru ini pada periode 2015-2016. Wabah ZIKV, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), pada periode 2015-2016 ini menjangkiti 72 negara dengan 55 negara dilaporkan baru sekali terjangkit wabah. Dari laporan ini diketahui pula bahwa pada 20 negara terdapat kejadian kelainan ukuran kepala (mikrosefali) pada bayi baru lahir yang dihubungkan dengan kejadian infeksi ZIKV pada ibu hamil. Kejadian mikrosefali terkait infeksi ZIKV ini diduga cenderung meningkat bahkan di negara-negara yang baru kali pertama terjangkit wabah. Laporan WHO pun menyebutkan bahwa terdapat bukti yang mendukung terjadinya penularan antarmanusia berdasarkan temuan dari 11 negara.

0 comments:

Post a Comment

Blog,kesehatan,kuliner,sport,teknologi,pendidikan,Bisnis,cinta,Remaja,komedi, allinformasi.