Dunia belakangan ini
kembali digegerkan dengan pemberitaan berbagai media mengenai wabah
virus Zika (ZIKV). Virus Zika merupakan virus yang bernaung di bawah
genus flavivirus sehingga virus ini berkerabat dengan virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah (DBD) dan virus chikungunya penyebab
penyakit chikungunya. Tidak mengherankan bila hewan vektor virus-virus
ini sama, yaitu nyamuk dari genus Aedes dan gejala akut penyakit pada
manusia yang terinfeksi virus-virus ini juga hampir sama.
Berbagai negara termasuk Indonesia kini
telah mengeluarkan himbauan bepergian (travel advisory) terhadap
negara-negara tujuan yang mengalami wabah ZIKV. Namun, apakah sebenarnya
yang harus dikhawatirkan dari ZIKV dan apakah secara keseluruhan ZIKV
ini harus dikhawatirkan?
Virus Zika ditemukan kali pertama tahun
1947 di Zika, Uganda, pada primata dan nyamuk. Pada tahun 1952,
diketahui juga untuk kali pertama bahwa virus ini mengakibatkan penyakit
pada manusia dan mengakibatkan penularan antarmanusia. Penyebaran ZIKV
diperantarai oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, serangga
yang aktif di siang hari dan menyukai lingkungan yang lembap.
Kecenderungan iklim tersebut membuat ZIKV ditemukan terutama di daerah
iklim tropis khatulistiwa seperti Afrika bagian tengah, Amerika Tengah,
Amerika Latin, Mikronesia, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Virus Zika dalam beberapa dekade ini
sebenarnya sudah mewabah lebih dari sekali, dan baru-baru ini pada
periode 2015-2016. Wabah ZIKV, berdasarkan laporan World Health
Organization (WHO), pada periode 2015-2016 ini menjangkiti 72 negara
dengan 55 negara dilaporkan baru sekali terjangkit wabah. Dari laporan
ini diketahui pula bahwa pada 20 negara terdapat kejadian kelainan
ukuran kepala (mikrosefali) pada bayi baru lahir yang dihubungkan dengan
kejadian infeksi ZIKV pada ibu hamil. Kejadian mikrosefali terkait
infeksi ZIKV ini diduga cenderung meningkat bahkan di negara-negara yang
baru kali pertama terjangkit wabah. Laporan WHO pun menyebutkan bahwa
terdapat bukti yang mendukung terjadinya penularan antarmanusia
berdasarkan temuan dari 11 negara.
0 comments:
Post a Comment
Blog,kesehatan,kuliner,sport,teknologi,pendidikan,Bisnis,cinta,Remaja,komedi, allinformasi.